dilllSesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air
(hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya
karena air itu tanam-tanaman di bumi, di antaranya ada yang dimakan
manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna
keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya
mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya
azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan
(tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan
belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda
kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berfikir. (QS. 10:24)
Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia
adalah sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi
subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan
itu menjadi kering yang di terbangkan oleh angin. Dan adalah Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu. (QS. 18:45)
Harta dan anak-anak adalah perhiasaan kehidupan dunia tetapi
amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi
Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. (QS. 18:46)
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan
dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu
serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan
yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu
menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian hancur. Dan di
akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta
keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan
yang menipu. (QS. 57:20)
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa
yang diingini, yaitu: wanita-wanita (pasangan-pasangan), anak-anak,
harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (QS.
3:14)
Katakanlah: “Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari
yang demikian itu (kehidupan duniawi)”. Untuk orang-orang yang bertaqwa
(kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka
dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah: Dan
Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (QS. 3:15)
Hai manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang
(pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang
anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji
Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia
memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan
kamu dalam (mentaati) Allah”. (QS. 31:33)
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, (QS. 102:1)
sampai kamu masuk ke dalam kubur. (QS. 102:2)
Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), (QS. 102:3)
dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. (QS. 102:4)
Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, (QS. 102:5)
Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main.
Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka
mengetahui. (QS. 29:64)
Amru bin Auf Al Anshory r.a. berkata : Rasulullah mengutus Abu
Ubaidah bin Aljarrah r.a. ke Bahrain untuk memungut pajak penduduk.
Kemudian ia kembali dari Bahrain dengan membawa harta yang sangat
banyak., dan kedatangan kembali Abu Ubaidah itu terdengar oleh sahabat
Anshar, maka mereka shalat Subuh bersama Rasulullah s.a.w., kemudian
setelah selesai shalat mereka menghadapi Rasulullah, dan Rasulullah
tersenyum melihat mereka sambil bersabda : Mungkin kamu telah mendengar
kedatangan Abu Ubaidah yang membawa harta banyak ? Jawab mereka : Benar
ya Rasulullah. Bersabda Nabi : Sambutlah kabar baik, dan tetaplah
berpengharapan baik untuk mencapai semua harapanmu. Demi Allah bukan
kemiskinan yang aku khawatirkan atas kamu, tetapi aku khawatir kalau
terhampar luas bagimu dunia ini, sebagaimana telah terhamparnya pada
orang-orang sebelum kamu, kemudian kamu berlomba-lomba sebagaimana
mereka berlomba-lomba sehingga membinasakan kamu sebagaimana
membinasakan mereka (HR Bukhari, Muslim) Abu Said Alkhudry r.a. berkata,
Rasulullah duduk di atas mimbar dan kami duduk di sekitarnya, kemudian
Nabi bersabda : Sesungguhnya di antara yang aku (Nabi) khawatirkan atas
kamu sepeninggalku nanti ialah terbuka lebarnya kemewahan dan keindahan
dunia ini pada kamu (HR Bukhari, Muslim).
Abu Said Alkhudry r.a. berkata, bersabda Rasulullah saw :
“Sesungguhnya dunia ini indah dan manis, dan Allah akan menyerahkannya
kepada kamu, maka akan melihat bagaimana kamu berbuat padanya. Maka
berhati-hati kamu dari godaan dunia, dan hati-hatilah kamu dari godaan
perempuan. (HR Muslim).
Anas r.a. berkata, Nabi s.a.w bersabda : Ya Allah sebenarnya tiada
kehidupan yang sesungguhnya kecuali hidup di akhirat (HR Bukhari,
Muslim).
Anas r.a. berkata, Rasulullah saw bersabda : Yang mengikuti mayit itu
tiga : Keluarga, harta kekayaan dan amal perbuatannya. Maka kembali
yang dua yaitu keluarga dan kekayaan hartanya, dan tinggal satu yang
tetap yaitu amal perbuatannya. (HR Bukhari, Muslim).
Anas r.a. berkata, bersabda Rasulullah s.a.w. : “Pada hari qiamat
dihadapkan seorang yang termewah di dunia dan ia sebagai calon akhli
neraka, maka dicelup ia kedalam neraka sebentar, kemudian dikeluarkan
dan ditanya : Hai anak Adam, pernahkan kamu merasakan kesenangan dan
kebahagiaan selama hidupmu ? Jawabnya : Tidak wahai Rob-ku. Kemudian
didatangkan seorang yang sangat menderita di dunia dan ia calon penghuni
surga, maka dicelupkannya sebentar ke surga, kemudian ditanya : Hai
anak Adam, pernahkan kamu merasakan dan menderita kesukaran kemalangan
selama hidupmu ? Jawabnya : tidak wahai Rabku, belum pernah saya
menderita atau merasakan kesukaran sama sekali. (HR Muslim).
Allah meluaskan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia
kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan didunia, padahal kehidupan
dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan
(yang sedikit). (QS. 13:26)
Almustaurid bin Syaddad r.a. berkata : Bersabda Rasulullah s.a.w.
Tiadalah perbandingan dunia ini dengan akhirat, kecuali seperti
seseorang yang mencelupkan jarinya ke dalam lautan besar maka perhatikan
berapa dapatnya. (HR Muslim).
Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya
dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan
hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu
menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia
mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang
yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka)
kisah-kisah itu agar mereka berfikir. (QS. 7:176)
Jabir r.a. berkata : Ketika Rasulullah saw berjalan di pasar dan
dikelilingi orang, mendadak di sana menemukan bangkai kambing yang kecil
telinganya, maka Rasulullah mengangkat telinganya seraya bertanya :
Siapakah yang suka membeli ini dengan sedirham ? Jawab mereka : Tiada
yang suka itu, dan buat apakah itu. Nabi bertanya : Sukakah kalau ini
diberikan kepadamu secara cuma-cuma ? Jawab mereka : Demi Allah,
andaikan itu masih hidup, iapun cacat, apalagi ia sudah jadi bangkai.
Maka sabda Nabi : Demi Allah. Sungguh dunia ini lebih hina dalam
pandangan Allah, dari bangkai ini bagimu (HR Muslim).
Allah s.w.t. telah mewahyukan kepada Daud a.s. dengan firman-Nya :
“Wahai Daud, perumpamaan dunia yaitu laksana bangkai dimana
anjing-anjing berkumpul mengelilinginya, menyeretnya kian kemari. Apakah
engkau senang menjadi seekor anjing lalu ikut bersama-sama mereka
menyeret bangkai itu kian kemari ? Wahai Daud ! Berlemah lembutlah dalam
pembicaraan dan berlaku sederhanalah dalam berpakaian. Kemasyhuran
namamu di antara khalayak ramai tidak akan identik selama-lamanya
(dengan yang diperoleh) di akhirat”. (HQR Al Madani di dalam kitabnya).
Abudzarr r.a. berkata : Ketika saya berjalan bersama Nabi saw di
jalan kota Madinah, kami menghadap Uhud, maka Nabi bersabda : Hai Abu
Dzarr. Jawabku : Labbaika ya Rasulullah. Bersabda Nabi : Saya tidak
senang kalau umpama saya mempunyai emas sebesar bukit Uhud itu, dan
masih tinggal padaku sampai tiga hari sedinar, kecuali yang tinggal itu
untuk membayar hutang. Kecuali jika untuk saya bagi-bagikan kepada hamba
Allah ke kanan-kiri dan ke muka ke belakang. Kemudian Nabi berjalan dan
bersabda pula : Ingatlah, orang yang banyak harta itu yang tersedikit
pahalanya di akhirat, kecuali yang mengeluarkan hartanya ke kanan-kiri,
ke muka ke belakang, tetapi sedikit sekali yang demikian itu. Kemudian
Nabi bersabda kepadaku : Kau tunggu di sini, dan jangan meninggalkan
tempat ini sampai saya kembali, Maka Rasulullah berjalan terus di
kegelapan malam itu, sehingga tidak terlihat. Mendadak saya mendengar
suara yang keras yang menimbulkan kekhawatiran saya terhadap diri
Rasulullah, hingga saya akan mengejarnya, tetapi saya ingat pada
pesannya : Jangan pergi sampai saya kembali. Maka tidak lama kemudian
Nabi kembali, dan saya bertanya : Saya tadi mendengar suara yang
menimbulkan kekhawatiran saya. Apakah kau dengar ? Jawabku : Ya. Itulah
Jibril datang kepadaku meberitahu : Siapa yang mati dari umatku tiada
menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, pasti masuk surga. Saya
bertanya : Meskipun dia telah berzina dan mencuri ? Jawab Nabi : Walau
ia telah berzina dan mencuri. (HR Bukhari, Muslim). Abu Hurairah r.a.
berkata, bersabda Rasulullah s.a.w. : Andaikan saya mempunyai emas
sebesar bukit Uhud, niscaya saya lebih senang kalau emas itu tidak lebih
dari tiga hari di tangan saya, kecuali jika saya meninggalkan sisa
untuk membayar hutang (HR Bukhari, Muslim).
Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullan bersabda : Lihatlah orang yang
di bawahmu, dan jangan melihat orang yang di atasmu, karena yang
demikian itu lebih tepat, supaya kamu tidak meremehkan nikmat karunia
Allah kepada kamu (HR Bukhari Muslim).
Abu Hurairah r.a. berkata : Rasulullah saw bersabda : Celaka dan
kecewa hamba uang dinar atau dirham, atau hamba perhiasan, permadani
atau pakaian. Jika diberi, diam (rela) dan jika tidak diberi, tidak rela
(ngomel). (HR Bukhari).
Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah s.a.w. bersabda : Dunia ini
bagaikan penjara bagi orang-orang mukmin dan sebagai surga bagi si
kafir. (HR Bukhari).
Ibnu Umar r.a. berkata : Rasulullah s.a.w. memegang bahuku sambil
bersabda : Jadilah kau di dunia ini bagaikan orang asing (ghorib) atau
orang rantau. Ibnu Umar sendiri berkata : Jika kau berada di waktu sore,
maka jangan mengharapkan akan hidup sampai pagi, dan jika kamu pada
waktu pagi jangan menantikan sore. Pergunakanlah masa kesehatan itu
untuk berbekal buat masa sakit, dan masa hidup untuk berbekal buat mati.
(HR Bukhari).
Makna hadits ini : Janganlah menganggap dunia ini sebagai tempatmu
yang kekal, tetapi kamu mengerti bahwa dunia ini sebagai jembatan untuk
menuju akhirat tetap kita hidup kekal selamanya, dan untuk itu harus
tersedia bekal yang cukup untuk hidup abadi itu. Dan semua pekerjaan di
waktu pagi jangan ditunda sampai sore, atau pekerjaan sore jangan
ditunda sampai pagi. Dan kesempatan masa sehat, masa hidup jangan
diabaikan sebab akibatnya hanya akan menjadi penyesalan belaka. Abdul
Abbas (Sahel) bin Sa’ad Assaidy r.a. berkata : Seorang datang kepada
nabi s.a.w. dan berkata : Ya Rasulullah tunjukilah saya amal perbuatan
yang apabila saya kerjakan disukai Allah dan disukai orang-orang. Jawab
Nabi : Jangan rakus kepada dunia, niscaya dikasihi Allah, dan jangan
tamak pada hak orang lain niscaya dikasihi manusia. (HR Ibnu Majah).
Annu’man bin Basyir r.a. berkata : Ketika Umar bin Al Khottob melihat
apa yang telah dicapai oleh orang-orang dari kekayaan dunia, ia berkata
: Saya telah melihat Rasulullah s.a.w. adakalanya sehari penuh lapar
dan tidak menemukan walaupun buah kurma yang paling buruk untuk mengisi
perutnya. (HR Muslim).
Aisyah r.a. berkata : Ketika Rasulullah s.a.w. wafat, tiadalah suatu
makanan di rumahku kecuali sedikit dari gandum di atas rak, lalu aku
memakannya, sehingga lama kemudian saya timbang, maka habis. (HR
Bukhari, Muslim).
Abu Hurairah r.a. berkata : Nabi bersabda (berdo’a) : Ya Allah
jadikan rizki untuk keluarga Muhammad sekedar keperluan makan saja (HR
Bukhari, Muslim).
A’isyah berkata : Sejak berpindah ke Madinah keluarga Muhammad s.a.w.
tidak pernah kenyang makan gandum sampai tiga hari berturut-turut
sehingga (beliau) meninggal dunia (HR Bukhari, Muslim).
A’isyah r.a. berkata : Keluarga Muhammad s.a.w. tidak pernah makan
dua kali sehari melainkan yang satunya kurma. (HR Bukhari, Muslim).
Amru bin Alharis r.a. berkata : Rasulullah s.a.w. ketika wafat tiada
meninggalkan dinar, dirham dan tidak pula hamba sahaya lelaki ataupun
perempuan, dan tiada meninggalkan suatu apapun kecuali keledai yang
putih yang biasa dikendarainya, dan sebidang tanah yang disedekahkan
untuk orang rantau. (HR Bukhari).
Sahel bin Sa’ad Assa’idy r.a. berkata : Rasulullah telah bersabda :
Andaikan dunia ini bernilai di sisi Allah sebesar sayap nyamuk, maka
tidak akan diberikannya kepada orang kafir walaupun seteguk air. (HR
Attirmidzi).
Abu Hurairah r.a. berkata : Saya telah mendengar Rasulullah s.a.w.
bersabda : Ingatlah, bahwa dunia terkutuk, dan juga apa yang ada di
dalamnya juga terkutuk kecuali dzikrullah dan segala yang serupa atau
sederajat dengan itu, dan orang alim yang mengerti dan orang yang
mempelajari. (HR Attirmidzi).
Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata : Bersabda Rasulullah s.a.w. :
Jangan membuat tempat timbunan kekayaan yang akan menyebabkan kamu cinta
pada dunia. (HR Attirmidzi).
Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara,
isteri-isteri, kaum keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan,
perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat
tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai lebih daripada Allah
dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai
Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang fasik. (QS. 9:24).
Abdullah bin Amru bin Al Ash r.a. berkata : Pada suatu hari ketika
kami sedang memperbaiki gubuk (rumah dari kayu) kami, mendadak Nabi
berjalan dan bertanya : Apakah yang kamu kerjakan ? Gubuk ini telah tua
dan kami mempernaiki, Ya Rasulullah. Bersabda Nabi : Saya kira ajal kita
akan lebih cepat dari itu. (HR Abu Dawud, Attirmidzi).
Ka’ab bin Iyadh r.a. berkata : Saya telah mendengar Rasulullah s.a.w.
bersabda : Tiap ummat mempunyai cobaan sendiri-sendiri, dan fitnah
cobaan ummatku ialah kekayaan harta. (HR Attirmidzi).
Harta dan anak-anak adalah perhiasaan kehidupan dunia tetapi
amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi
Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. (QS. 18:46) Sesungguhnya
hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu); dan di sisi Allah-lah
pahala yang besar. (QS. 64:15)
Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanya sebagai
cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS. 8:28)
Abu Amru (Usman) bin Affan r.a. berkata : Bersabda Nabi s.a.w. :
Tiada hak bagi seorang anak Adam dalam semua hal ini selain dari rumah
tempat tinggal, dan baju untuk menutupi auratnya, dan roti kering serta
air (HR Attirmidzi).
Abdullah bin Asysyikhkhir r.a. berkata : Saya datang kepada Nabi
bertepatan ia membaca : Al haakumut takatsur. Kemudian Nabi bersabda :
Putra Adam berkata : Hartaku, hartaku, milikku. Apakah bagianmu dari
hartamu, selain yang kau makan hingga habis atau kau pakai hingga rusak,
atau kau sedekahkan dan tetap menjadi tabunganmu tersimpan untukmu (HR
Muslim).
Abdullah bin Mughoffal r.a. berkata : Seorang datang kepada Nabi dan
berkata : Demi Allah, saya kasih kepadamu ya Rasulullah. Jawab Nabi :
Perhatikan benar-benar perkataanmu itu. Berkata pula : Demi Allah, saya
cinta kepadamu, ya Rasulullah. Diulangi kata-kata itu tiga kali. Maka
sabda nabi : Kalau benar kau cinta-kasih kepadaku, maka bersiap-siaplah
menghadapi kemiskinan, dengan baju kokoh kuat (dapat mengatasi segala
kemungkinan). Karena kemiskinan itu lebih cepat datangnya kepada orang
yang cinta kepadaku melebihi kecepatan banjir ke dalam jurang. (HR
Attirmidzi).
Ka’ab bin Malik r.a. berkata : Bersabda Rasululah s.a.w. : Tiadalah
pengrusakan dua serigala yang lapar yang dilepas dalam rombongan
kambing, melebihi dari pengrusakan sifat tamak rakus manusia kepada
harta dan kedudukan terhadap agama seseorang itu. (HR Attirmidzi).
Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata : Rasulullah tidur di atas tikar,
dan ketika bangun berbekaslah tikar itu di pinggangnya. Lalu kami
berkata : Ya Rasulullah, bagaimanakah kalau kami membuatkan untukmu
kasur yang lunak ? Jawab Nabi : Untuk apakah dunia bagiku, aku di dunia
ini bagaikan seorang yang bepergian berhenti sebentar bernaung di bawah
pohon, kemudian meninggalkannya (HR Attirmidzi).
Abu Hurairah r.a. berkata : Bersabda Rasulullah s.a.w. : Orang-orang
miskin akan masuk surga sebelum orang-orang kaya, kira-kira lima ratus
tahun. (HR Attirmidzi).
Ibnu Abbas dan Imron bin Hushain r.a. berkata : Rasulullah s.a.w.
telah bersabda : Saya melihat di surga, maka saya melihat kebanyakan
penghuninya orang-orang miskin, dan melihat neraka mendadak isinya
kebanyakan kaum wanita. (HR Bukhari, Muslim).
Usamah bin Zaid r.a. berkata : Bersabda Nabi s.a.w. Saya berdiri
diambang pintu surga, tiba-tiba saya lihat kebanyakan yang masuk ke
dalam surga orang-orang miskin, sedang orang-orang kaya masih tertahan,
hanyalah orang-orang ahli neraka telah dimasukkan ke dalam neraka. (HR
Bukhari, Muslim).
Abu Hurairah r.s. berkata : Rasulullah s.a.w. telah bersabda :
Sebenar-benar perkataan yang digubah seorang penyair ialah perkataan
Labid : Ala Kullu Syai’in makholallahu bathilun. (Ingatlah, tiap sesuatu
selain daripada Allah mereka itu palsu belaka). (HR Bukhari, Muslim).
(yaitu) orang-orang yang lebih menyukai kehidupan dunia daripada
kehidupan akhirat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan
menginginkan agar jalan Allah itu bengkok. Mereka itu berada dalam
kesesatan yang jauh. (QS. 14:3)
Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai
kehidupan dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi
petunjuk kepada kaum yang kafir. (QS. 16:107)
Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan)
akhirat, maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan
ditolong. (QS. 2:86)
Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir,
dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang
yang bertaqwa itu lebih mulia dari pada mereka di hari Kiamat. Dan Allah
memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas. (QS.
2:212)
Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan
dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran)
isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras. (QS. 2:204)
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada
hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari
neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia telah beruntung.
Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
(QS. 3:185) (yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai
main-main atau senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka”.
Maka pada hari itu (kiamat ini), Kami melupakan mereka sebagaimana
mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana)
mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami. (QS. 7:51)
Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai
main main dan sendau gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan
dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan al-Qur’an itu agar masing-masing
diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri.
Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak (pula) pemberi syafa’at
selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam
tebusapun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah
orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka, disebabkan perbuatan
mereka sendiri. Bagi mereka (disediakan) minuman dariair yang sedang
mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu. (QS.
6:70)
Musa berkata: “Ya Rob kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada
Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam
kehidupan dunia, Ya Rob kami akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari
jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci
matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat
siksaan yang pedih”. (QS. 10:88)
Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya
kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan
sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. (QS. 11:15)
Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka
dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan
sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. (QS. 11:16)
Katakanlah:”Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya” (QS. 18:103)
Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan
dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.
(QS. 18:104)
Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah
orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: “Moga-moga kiranya kita
mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia
benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar”. (QS. 28:79)
Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: “Kecelakaan yang
besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang
beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh
orang-orang yang sabar”. (QS. 28:80)
Maka Kami benamkan Karun beserta rumahnya ke dalam bumi.Maka tidak
ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah, dan
tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya). (QS.
28:81)
Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun
itu, berkata: “Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezki bagi siapa yang
ia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyem-pitkannya; kalau Allah
tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah
membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang
yang mengingkari (nikmat Allah)”. (QS. 28:82)
Hai manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang
(pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang
anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji
Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia
memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan
kamu dalam (mentaati) Allah”. (QS. 31:33)
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu: “Jika kamu sekalian
mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, marilah supaya kuberikan
kepadamu mut’ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik. (QS. 33:28)
Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali
janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah
syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. (QS. 35:5)
Yang demikian itu, karena sesungguhnya kamu menjadikan ayat-ayat
Allah sebagai olok-olokan dan kamu telah ditipu oleh kehidupan dunia,
maka pada hari ini mereka tidak dikeluarkan dari neraka dan tidak pula
mereka diberi kesempatan untuk bertaubat. (QS. 45:35)
Sesungguhnya kehidupan dunia hanya permainan dan senda gurau. Dan
jika kamu beriman serta bertaqwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu
dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu. (QS. 47:36)
Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia)
mencintai kehidupan dunia, (QS. 75:20) dan meninggalkan (kehidupan)
akhirat. (QS. 75:21)
Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka
tidak memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat (hari
akhirat). (QS. 76:27)
Kami telah menciptakan mereka dan menguatkan persendian tubuh mereka,
apabila Kami menghendaki, Kami sungguh-sungguh mengganti (mereka)
dengan orang-orang yang serupa dengan mereka. (QS. 76:28)
Adapun orang yang melampaui batas, (QS. 79:37)
dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, (QS. 79:38)
maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). (QS. 79:39)
Tetapi kamu (orang-orang) kafir memilih kehidupan duniawi. (QS. 87:16)
Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. (QS. 87:17)