Minggu, 06 Maret 2011

pengorbanan adalah suatu yang manis



Disusun Oleh :
1.      Felina Ratna
2.      Heru Prasetyo
3.      Marisya Irawan
4.      Muhammad Ja’far
5.      Muhammad Rizal F.


SMA NEGERI 1 GEMOLONG           
            TAHUN PELAJARAN 2011
BAGIAN PERTAMA : Muhammad Ja’far
MOTIFASI
1                    MENJADI PENULIS : HOBI, IDEALISME, ATAU DEMI UANG ?
2                    KEGIATAN MENTAL TINGKAT TINGGI
3                    MANFAAT MENULIS

BAGIAN KEDUA : Marisya Irawan
PENJAJAKAN
1                    INGIN YANG MANA?
(JENIS-JENIS TULISAN
2                    FOKUS PADA SATU JENIS TULISAN
3                    MENULIS DI MANA? ( CIRI KHAS MEDIA )
4                    MENGENAL NILAI NILAI JURNALISTIK

BAGIAN KE TIGA : Heru Prasetyo
1                    LAKUKAN DAN JANGAN BERHENTI
2                    YULISAN YANG MENGALIR
3                    KEBIASAAN BURUK : MENGKRITIK SEBELUM TULISAN SELESAI
4                    KONTEMPLASI ( MENGERAMI IDE )

BAGIAN EMPAT : Felina Ratna
EDITING
1                    BACA KEMBALI DAN TEMUKAN LUBANG-LUBANG
2                    EDITING ISI
3                    EDITING KEBAHASAAN
4                    MEMILIH JUDUL

BAGIAN KELIMA : Muhammad Rizal F.
KIRIM NASKAH
1                    MENIMBANG-NIMBANG KELAYAKAN
2                    PENGETIKAN NASKAH
3                    MENGIRIM NASKAH

BAGIAN KEENAM : Felina Ratna
MENUNGGU
1                    DITOLAK ATAU DI MUAT
2                    DUNIA BELUM KIAMAT
3                    KALAU INGIN KENCING BANYAK,
PERBANYAK MINUM
4                    MEMPERLUAS SASARAN

BAGIAN KETUJUH : Marisya Irawan
MEMBUAT PENERBIT SENDIRI
1                    MENGAPA TIDAK
2                    TIGA MASALAH HARUS BERES
3                    MASALAH KEREDAKSIAN
4                    MASALAH KEUANGAN
5                    MASALAH PEMASARAN

Making and editing :    Muhammad Ja’far
                                    destrarastra@gmail.com
author                    :    gridlordjafar.blogspot.com







MOTIFASI

  1. Menjadi Penulis : Hobi, Idealisme, atau Demi Uang?
Ada bamyak alasan mengapa orang berminat menjadi penulis.Orang yang menulis karena hobi mendapatkan kebahagiaan dan keasyikan tatkala perasaan atau pikirannya telah tertuang dalam bentuk tulisan.Orang yang menulis karena hobi biasanya telah memiliki bakat menulis. Ada pula orang yang menulis didasari oleh tujun tertentu yang bersifat ideal.Bung Hatta misalnya. Ataupun orang yang sengaja menulis sebagai profesi untuk menopang hidupnya.
Menulis tidak hanya membutuhkan kecerdasan. Akan tetapi, justru yang sangat penting adalah kemauan dan komitmen. Ketiga hal tersebut akan bias Anda miliki jika Anda memiliki motivasi yang kuat.Apapun motifasi anda,apakah karena idealisme, sekedar menyalurkan hobi, atau demi uang.

  1. Kegiatan Mental Tingkat Tinggi
Menulis merupakan kegiatan mental tingkat tinggi. Artinya, menulis merupakan kegiatan yang membutuhkan pikiran dan perasaan dengan intensitas yang tinggi Dalam tingkatan keterampilan berbahasa, menulis juga menduduki tingkatan tertinggi setelah mendengar, berbicara, dan membaca. Menulis merupakan kegiatan mengungkapkan pikiran dan perasaan berdasarkan apa yang dilihat, didengar, dan dibaca.
Oleh karena itu, menulis termasuk kegiatan yang membutuhkan kesungguhan. Pikiran dan perasaan yang digunakan secara insentif.
Anda tidak perlu khawatir. Kegiatan berfikir Anda tidak akan berdampak negatif. Malah akan melatih intelektualitas Anda
  1. Manfaat Menulis
Selain bermanfaat secara finansial, kegiatan menulis juga mampu memberikan kepuasan yang bersifat batin. Ada lagi manfaat menulis yang berkaitan dengan pengembangan intelektual. Bagi sisi pembaca, kegiatan menulis juga bermanfaat untuk berbagi pengetahuan, menambah kearifan, kedewasaan, pengetahuan, bahkan juga ketrampilan.




Penjajakan

  1. Ingin yang Mana? (Jenis-Jenis Tulisan diMedia Massa)
Sebuah tulisan berasal dari sebuah ide atau gagasan. Ketika sebuah gagasan kita miliki, barulah kita memilih bentuk tulisan untuk mewadahi gagasan itu.
Dalam pembahasan kali ini akan diuraikan tentang jenis­-jenis tulisan yang bisa kita kirimkan ke media massa.
A. Berita (News)
Berita merupakan tulisan yang bersifat faktual, yaitu berisi fakta apa adanya dan tidak boleh dicampur dengan opini atau pendapatnya sendiri
Fakta dalam berita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu fakta berupa peristiwa dan fakta berupa opini orang (sumber berita).

B. Artikel
Artikel merupakan tulisan ilmiah yang berisi pendapat atau opini tertulis. Kalau pun dalam sebuah artikel terdapat fakta, baik yang berupa peristiwa maupun pendapat orang lain, semata-mata hal itu ditujukan untuk mendukung gagasan dari penulis sendiri.
Artikel bisa berbentuk wacana argumentasi, persuasi, bisa juga berupa wacana eksposisi (pemaparan). Artikel argumentasi bertujuan meyakinkan pembaca. Artikel persuasi bertujuan meyakinkan sekaligus mengajak pembaca melakukan sesuatu. Artikel eksposisi bertujuan menerangkan atau menjelaskan sesuatu.



C. Feature
Feature disebut juga berita kisah atau karangan khas. Isinya tentang suatu peristiwa yang ditinjau dari sisi tertentu. Tulisan jenis ini memang lebih ditujukan untuk menyentuh perasaan pembacanya.
Feature dan artikel juga jelas perbedaannya. Kalau dalam artikel, penulis harus tetap menggunakan kaidah ilmiah. Dalam feature, penulis bisa lepas dari ciri ilmiah. Pendek kata, sebuah feature adalah tulisan tentang fakta tertentu yang sudah dimaknai oleh penulisnya sehingga menjadi tulisan yang dalam, lengkap, dan menyentuh perasaan.
Bentuk tuhsan feature ini biasanya banyak kita jumpai pada tabloid mingguan dan majalah.

D. Cerpen     
Tulisan ini tergolong jenis fiksi (sastra). Jadi, isinya merupakan hasil khayalan atau imajinasi sang pengarang. Di sini, penulis lebih bebas mengungkapkan idenya karena tidak terikat pada fakta yang sebenarnya.
Ada beberapa unsur yang harus kita perhatikan dalam membuat cerpen. Antara lain, cerpen harus memiliki tema yang jelas, plot atau alur cerita, sudut pandang pengarang, karakteristik tokoh, setting atau latar, klimaks-antiklimaks.

E. Puisi
Salah satu ciri puisi adalah penggunaan kalimat yang padat dan berisi. Susunan kata benar-benar sarat makna.
Puisi yang baik umumnya adalah puisi yang memberi tempat bagi pembaca untuk memaknainya secara kratif. Semakin banyak tafsiran atas makna puisi, makin bagus nilai puisi itu.

F. Resensi
Resensi merupakan tulisan berupa pendapat atau ulasan tentang buku, kaset, film dan lain-lain yang bermaksud membeberkan bahan pertimbangan kepada pembaca perihal layak tidaknya produk tersebut kita terima. Penulis resensi yang baik biasanya bersikap objektif dengan menunjukkan kelebihan dan kekurangan produk yang diresensi secara seimbang.

  1. Fokus pada Satu ‘Jenis Tulisan’
Ketika Anda mendapatkan gagasan, Anda tinggal memilih bentuk yang Anda suka : berita, feature, artikel, resensi, cerpen, atau puisi.
Akan tetapi, sebagai langkah awal sebaiknya Anda memilih salah satu jenis tulisan dulu. Fokuskan pikiran pada satu jenis tulisan itu hingga Anda berhasil mencapai keterampilan yang memadai. Baru setelah suatu bentuk tulisan berhasil Anda kuasai, Anda bisa mencoba jenis tulisan yang lain.
Fokus pada satu jenis tulisan merupakan salah satu kiat penting dalam proses menjadi seorang penulis. Yang penting adalah praktik menulis. Bukan teori menulis tanpa praktik. Tanga teori, dengan fokus pada satu jenis tulisan kita dapat belajar langsung dari tulisan­tulisan yang dimuat. Lalu didasarkan dari apa yang telah kita baca kita langsung praktik membuat tulisan sejenis.

  1. Menulis di Mana? (Ciri Khas Media)
Salah satu faktor yang paling menentukan dimuat tidaknya sebuah tulisan adalah kesesuaian tulisan dengan ciri khas media. Kita harus bisa mengetahui ciri khas media yang akan kita jadikan tujuan muatan naskah itu. Di samping Anda harus fokus pada satu jenis tulisan, hendaknya Anda juga fokus pada salah satu media.
Sebagai bahan pertimbangan, di sini akan disebutkan beberapa media yang bisa dicoba untuk Anda kirimi dengan naskah Anda.
Majalah Bobo
Tiap kali terbit, majalah bertaraf nasional ini memuat cukup banyak tulisan cerpen anak. Majalah ini terbit seminggu sekali.
 Alamat Redaksi Majalah Bobo : Gedung Gramedia Majalah, J1. Panjang No 8A Jakarta 11530. Email bobonet@gramedia-majalah.com. Telp. (021) 5330150.

Harian Kompas
Kompas adalah salah satu koran yang cukup terbuka dalam hal menerima naskah dari luar.
 Alamat Redaksi Harian kompas : fl. Palmerah Selatan 26-28, Jakarta 10270, Telp. (021) 5347710. Email : kompas @kompas.com. Sedangkan Kompas Anak, alamat redaksinya: A Palmerah Selatan No. 3 Jakarta 10270.
Majalah/Tabloid Remaja
Sekarang cukup banyak majalah tabloid khusus remaja. Sebut saja tabloid Gaul dan tabloid Fantasi. Lalu, majalah Kawanku. Untuk majalah remaja putri ada Majalah Gadis. Semua tulisan di sana berkisah tentang dunia remaja.
Alamat redaksi Majalah Kawanku : JI. Panjang No 38 Kebon Jeruk, Jakarta 11530, Telp. (021) 5321970, 53678623. Email : kawanku-mag@ligna.gramedia-majalah.com.
Alamat redaksi Majalah Gadis : JI. H.R. Rasuna Said Blok B Kavling 32 - 33, Jakarta Kode Pos 12910. Telp. (021) 5253816. Email : info@gadis-online.com.
Itulah beberapa media yang bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk Anda jadikan sasaran untuk pemuatan naskah Anda.

  1. Mengenal Nilai-Nilai Jurnalistik
Salah satu faktor penting yang harus dimiliki oleh tulisan agar bisa dimuat di media massa adalah adanya nilai­-nilai jurnalistik dalam tulisan itu. Meski ide sebuah tulisan sangat bagus dan dilihat dari segi tata bahasa juga sangat baik, tidak ada jaminan bahwa tulisan itu akan layak muat selama tidak mengandung unsur jurnalistik dalam tulisan itu  Apa saja nilai-nilai jurnalistik itu?
A. Aktualitas (Kehangatan)
Tulisan dikatakan aktual kalau isinya menyangkut sesuatu yang sedang hangat dalam pembicaraan khalayak.
Kalau Anda mau menulis di media, aktualitas harus menjadi pertimbangan utama dalam memilih topik.
Bagi pemula, terasa tuntutan aktualitas itu cukup berat untuk dipenuhi. Soalnya, mereka butuh waktu yang cukup untuk membuat tulisan. Untuk itu ada sebuah kiat yaitu untuk sementara, penulis pemula sebaiknya menulis tentang topik yang rentang aktualitasnya tidak terlalu terikat oleh waktu.
Kiat yang lain adalah dengan berbekal kalender. Bisa dijamin,
naskah Anda akan memenuhi nilai aktualitas tanpa Anda
harus kehabisan nafas karena mernburu waktu deadline.
B. Magnitude (Daya Getar)
Magnitude (daya getar) suatu topik tulisan berkaitan dengan minat dan kepentingan pembaca. Magnitude berkaitan dengan kedekatan antara tema tulisan dan pembaca
 Untuk bisa mengetahui kebutuhan pembaca, seorang penulis harus melakukan survei terhadap suatu media sebelum menentukan topik dan bentuk  tulisan yang akan dikirimkan. Kalau Anda sudah bisa menentukan selera dari pembaca media tersebut tidak ada cara lain penuhilah selera dan kebutuhan pembaca itu.
C. Eksklusivitas (Keunikan)
Tulisan yang ekslusif atau unik adalah tulisan yang benar-benar lain dari yang lain. Dalam dunia jurnalistik keunikan termasuk nilai yang cukup mahal.
Nah, bagaimana caranya agar tulisan Anda menjadi unik? Jadilah diri sendiri. Tulislah apa yang Anda kuasai, yang benar-benar menyangkut pengalaman nyata dalam bidang Anda.
D. Orisinalitas (Keaslian)
Tulisan yang orisinil (asli) adalah tulisan yang benar­-benar ditulis oleh yang bersangkutan berdasarkan hasil pemikiran sendiri. Tulisan merupakan hasil kerja dan karya pribadi. Syukur kalau seratus persen isinya merupakan hasil temuan dan perenungan sendiri, ini akan lebih orisinil lagi. Meski dalam kenyataan, tidak mungkin kita bisa menulis seratus persen orisinil.






Mulai Menulis

  1. Lakukan dan Jangan Berhenti
Teori-teori tentang kepenulisan tidak ada gunanya tanpa praktik. Teori-teori itu hanya berperan sebagai teman dalam praktik. Penentu keberhasilan bukan teorinya tetapi terutama praktiknya. Anda harus yakin bahwa suatu hari akan datang hari yang membahagiakan. Saat tiba-tiba tulisan Anda muncul di koran atau majalah. Rasanya, kebahagiaan itu akan mengobati seluruh pena dan kekecewaan Anda. Rasa kecewa. berubah menjadi rasa bahagia yang tiada taranya.
Melalui praktik menulis itulah kita belajar. Proses ini kalau dilakukan secara terus-menerus akan mampu meningkatkan keterampilan yang bisa dilatih.

  1. Tulisan yang Mengalir
Tulisan yang mengalir adalah tulisan yang dari awal hinga akhir terasa enak kita baca, lancar, tidak tersendat-­sendat.
Untuk bisa membuat tulisan yang bisa mengalir seperti air, caranya gampang. Pastikan dulu tema tulisan. Lalu, pastikan Anda sudah memiliki cukup informasi atau data pendukung. Kalau sudah, tulis saja.

  1. Kebiasaan Buruk: Mengkritik Sebelum Tulisan Selesai
Kebiasaan mengkritik diri sendiri memang tidak baik. Sebab, kritik atas tulisan yang belum jadi akan menyebabkan tulisan terhenti. Lebih menguntungkan mengoreksi tulisan saat tulisan sudah jadi.

  1. Kontemplasi : Mengerami Ide
Kontemplasi artinya perenungan. Ini kita lakukan untuk mematangkan ide yang telah kita tangkap. Bagi penulis, kontemplasi memang perlu. Tanpa kontemplasi, bisa jadi penulis produktif itu akan mengalami kemacetan.


Editng

1.      Baca Kembali dan Temukan Lubang‑Lubang
Ada proses kreatif yang harus dijalani hingga tercipta sebuah tulisan yang bermutu. Tulisan yang sudah jadi harus dikoreksi lalu ditulis ulang berkali-kali. Untuk menghasilkan tulisan yang bagus kita memang perlu melakukan editing. Yang lebih penting adalah memastikan bahwa isinya telah benar dan sesuai dengan yang saya inginkan.
Kesulitan yang sering terjadi dalam melakukan editing adalah masih munculnya sikap subjektif dalam diri kita. Untuk mengatasi itu, ada kiat jitu. Anda harus bisa bertindak sebagai seorang editing yang objektif.
Editing yang pertama-tama biasa kita lakukan adalah editing isi.
2.      Editing Isi
Bagaimana cara mengedit isi tulisan berbentuk artikel? Jawabannya sama saja. Pertama, fokuskan pada ketercapaian tujuan dari tulisan. Selanjutnya, perlu juga dicek apakah bukti-bukti pendukung telah cukup.
Untuk tulisan feature, Anda perlu merasakan, apakah ketika membaca tulisan tersebut hati Anda cukup tersentuh? Apakah ada nuansa sastra di dalamnya? Apakah feature tersebut bahasanya cukup lancar ? Ini sangat penting, karena feature memang termasuk tulisan yang khas. Feature termasuk tulisan tentang fakta. Hasilnya adalah sebuah tulisan yang renyah, halus, dan menyentuh.
Mengedit berita agak lebih sulit. Pasalnya, menulis dan mengedit berita harus menggunakan gerak cepat. Yang terpenting adalah apakah paragraf utama sudah mengandung unsur 5 W dan I H. Lalu, apakah isi dan penutupnya telah mampu menguraikan lebih gamblang paragraf utama. Kalau ini sudah terpenuhi, maka editing isi sudah siap selesai.
Sekarang cara mengedit isi resensi buku. Resensi lebih dari sekedar ringkasan. Resensi berisi pendapat objektif dari peresensi terhadap buku.
3.      Editing Kebahasaan
Editing kebahasaan menyangkut penggunaan kaidah­kaidah bahasa. Kadang karena kekurangjelian, penulis bisa keliru menuliskan secara benar.
Yang harus dihindari adalah penggunaan bahasa asing yang hanya bertujuan untuk gengsi-gengsian.
Berikutnya tentang efektivitas kalimat. Kalimat dikatakan efektif  kalau kalimat itu bisa mengungkapkan secara tepat maksud penulisannya.
Unsur kebahasaan yang terakhir adalah kekompakan paragraf. Paragraf dikatakan kompak apabila semua kalimat di dalamnya benar-benar bermanfaat.
Kiat yang gampang dalam membuat paragraf yang kompak adalah bahwa dalam satu paragraf harus hanya ada satu pokok pikiran. Tidak boleh lebih.
4.      Memilih judul
Salah sate kiat penting untuk bisa menembus sebuah media adalah kepintaran membuat judul. Judul tulisan merupakan representasi (wakil) dari tulisan.
Dalam membuat judul, tetap gunakan kata-kata yang umum, tidak mengandung "plintiran" dan tidak sekedar menarik minat. judul harus merefleksikan isi tulisan.
Cerpen dan puisi sangat bebas judulnya. Yang penting bisa dijadikan wakil dari keseluruhan tulisan.


Kirim Naskah

  1. Menimbang‑Nimbang Kelayakan
Ada dua unsur yang saya timbang. Pertama, unsur instrinsik. Kedua, unsur ekstrinsik.
Unsur instrinsik berkaitan dengan kualitas itu sendiri. Di samping unsur instrinsik itu, ada unsur ekstrinsik, yang saya maksud dengan unsur ekstrinksik adalah seberapa besar nilai jurnalistik tulisan itu! Sebab tujuan kita menulis sebuah tulisan adalah ada orang yang mau membacanya.

  1. Pengetikan Naskah
Masalah pengetikan naskah juga merupakan hal penting. Ini menyangkut performance (penampilan) naskah. Yang terpenting harus diperhatikan dalam pengetikan naskah adalah jangan sampai ada kesalahan ketik.
 Umumnya, koran atau majalah menetapkan tulisan harus diketik dalam jarak dua spasi (double). Jumlah halaman juga dibatasi. Jangan lupa menuliskan nama pent flis di bawah judul, juga keterangan tentang identitas penulis. Pada pojok kiri atas amplop, akan lebih baik dituliskan juga nama rubrik yang Anda tuju. Terakhir, jangan lupa mencantumkan alamat penulis.

  1. Mengirim Naskah
Tahap terakhir dari proses menulis untuk media massa adalah mengirim naskah kepada redaksi.
Yang perlu diperhatikan, kalau mengirimkan naskah dengan prangko biasa dan kilat, jangan sampai prangko kurang. Ini untuk menghindari terjadinya perangko kurang atau prangko rusak.
Yang lebih canggih lagi kalau naskah Anda dikirim lewat email. Anda bisa mengejar aktualitas, dan biayanya juga lebih murah.


Menunggu

  1. Ditolak atau Dimuat
Sebuah naskah yang dikirimkan ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu naskah dimuat atau naskah ditolak.
Kalau dimuat, naskah itu bisa dimuat tanpa revisi, bisa juga dimuat dengan revisi di sang sini. Kalau ditolak, naskah bisa dikembalikan, bisa juga tidak ada kabarnya. Ini tergantung pads kebijakan redaksi.
Kalau naskah tidak dimuat apa sikap, Anda? Tak perlu putus asa. Lakukan instrospeksi. Teliti kekurangan­kekurangan tulisan Anda. Ini merupakan kunci dari keberhasilan belajar menulis secara otodidak. Anda harus banyak mencari referensi tulisan dan yang pasti, Anda harus senantiasa berkarya.
Banyak orang yang ingin menjadi penulis. Tapi tidak cukup kuat untuk berkali-kali ditolak. Penulis yang berhasil umumnya adalah orang yang tabah sembari terus menulis meski tulisannya berkali-kali ditolak redaksi

  1. Dunia Belum Kiamat
Jika Anda sudah berkali-kali mencoba mengirimkan naskahnya tidak juga dimuat-muat, Anda harus katakan pads diri Anda sendiri : “Dunia belum. Kiamat”.
Anda harus terus belajar. Temukan kekurangan tulisan Anda, baik secara intrinsik maupun ekstrinsik.
Secara intrinsik, Anda harus meningkatkan kemampuan berbahasa Anda. Sedangkan secara ekstrinsik, Anda harus melatih kepekaan radar jurnalistik Anda.
Apabila suatu saat Anda telah berhasil membuat tulisan yang dalam kebahasaan dan isi sangat bagus, maka akan tiba saatnya naskah Anda dimuat di media massa.
Kiat yang kedua, Anda mungkin perlu mencari media lain untuk naskah Anda. Anda harus mempelajari, mana me­dia massa yang terbuka.

  1. Kalau ingin Kencing Banyak, Perbanyaklah Minum
Kalau Anda ingin produktif dalam menulis, maka perbanyaklah membaca. Bacalah artikel, cerpen, puisi, resensi buku, berita atau fea­ture. Baca juga buku. Yang tak bisa dilewatkan, Anda harus tetap bergaul. Gunakan perternuan Anda dengan teman-teman dengan berdiskusi atau berdebat. Carilah pengalaman seluas-luasnya, baik lewat membaca tulisan maupun membaca lingkungan sekitamya. Semakin banyak pengalaman Anda, semakin banyak pula gagasan yang dapat Anda kembangkan menjadi tulisan.

  1. Memperluas Sasaran
Suatu saat Anda perlu memperluas sasaran. Kalau Anda telah memiliki sasaran yang luas Anda tidak akan pernah berhenti menulis karena jenuh. Anda memiliki saluran yang sangat banyak untuk menuangkan gagasan Anda.
Penulis-penulis yang profesional, jarang yang hanya mengandalkan sasaran pada satu media. Mereka biasanya memiliki koleksi media yang banyak, baik media lokal maupun nasional. Penulis semacam ini biasanya telah memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tulisannya dengan ciri khas masing-masing media.



Membuat Penerbitan
Sendiri

  1. Mengapa Tidak?
Menulis untuk media orang lain berarti kita yang harus menyesuaikan diri dengan keinginan orang lain. Kita harus pandai-pandai membaca trend dari media itu.
Berbeda dengan menulis di penerbitan sendiri. Justru kitalah yang menentukan visi dan misi penerbitan. Kitalah yang menentukan rubrikasi. Kita juga yang menentukan mana tulisan layak must, mana yang tidak.
Jadi, kalau Anda berpikir untuk membuat penerbitan sendiri, mengapa tidak?

  1. Tiga Masalah Harus Beres
Ada tiga masalah yang harus bisa dibereskan, kalau kita ingin menerbitkan penerbitan sekolah. Yaitu masalah keredaksian, masalah keuangan, dan masalah pemasaran. Ketiga masalah tersebut kait-mengkait.
Apabila masalah keredaksian dan keuangan telah teratasi, pada dasarnya masalah sudah beres. Nah, ini masalah terakhir yang tidak bisa dikatakan sepele : pemasaran. Untuk apa kita membuat majalah atau tabloid kalau tidak ada yang beli dan baca. Olen karena itu, meski kelihatannya sepele, masalah pemasaran harus dipikirkan kalau Anda mau menerbitkan media sekolah.

  1. Masalah Keredaksian
Dalam proses menerbitkan media sekolah, masalah keredaksian termasuk masalah yang cukup rumit. Di sini tidak saja kemampuan jurnalistik, melainkan juga skill organisasi. Kemampuan organisasi ini bahkan sangat nienentukan karena keberhasilan dalam suatu penerbitan sangat ditentukan oleh ada tidaknya kerja sama yang solid dalam satu tim. Maka, langkah-langkah berikut bisa Anda lakukan.
A. Membentuk Team Work yang Solid
Anda harus membentuk tim redaksi yang memiliki kemampuan jurnalistik, mempunyai minat dan bisa bekerja sama. Setiap orang dalam tim bekerja dalam sistem organisasi. Susunan redaksi setidaknya terdiri atas : pelindung, pengarah, penanggung jawab, pemimpin redaksi/redaksi, pelaksana, sekretaris, anggota redaksi (penanggung jawab rubrik), bendahara, penata letak dan distributor.
Ujung tombak keberhasilan penerbitan berada di tangan pemimpin redaksi/redaksi pelaksana. Sekretaris redaksi bertugas menyiapkan kelengkapan rapat, mencatat hasil rapat, maupun mengisi rubrik khusus. Penata letak bertanggung jawab mengetik dan me-lay out naskah menjadi satu kesatuan majalah atau tabloid. Hasilnya dalam bentuk master yang. siap dibawa ke percetakan. Distributor bertugas menyalurkan majalah yang sudah terbit kepada pembaca.
B. Menetapkan Kebijakan Redaksi Melalui Rapat Redaksi
Misalkan posisi Anda sebagai pemimpin redaksi/redaksi pelaksana. Maka, Anda bisa meminta sekretaris redaksi untuk membuat surat unclangan kepada semua team redaksi untuk rapat. Sebagai pemimpin redaksi, Anda harus memiliki konsep tentang bentuk penerbitan. Konsep inilah yang Anda floor-kan dalam rapat.
Tentang rubrikasi, team redaksi juga harus memutuskan dengan mengacu pada kebutuhan pembaca.
Cover berisi nama majalah, judul topik utama dari edisi saat itu, dan gambar.
Surat Redaksi. Di sini, redaksi bisa bercerita seputar perjuangan redaksi dalam mewujudkan terbitnya majalah dan tema-tema apa yang diangkat pada edisi tersebut. Redaksi juga bisa mengemukakan harapan-harapan terhadap pembaca.
Surat Pembaca. Rubrik ini untuk mewadahi usulan, kritikan dan sambutan pembaca.
Topik Utama. Rubrik ini bisa diisi dengan tulisan fea­tures atau berita hasil liputan tim tentang topik tertentu yang telah relevan. Topik ini biasanya dipilih sesuai dengan masalah yang sedang aktual pada saat majalah terbit.
Opini. Rubrik ini bisa diisi dengan artikel opini yang temanya bebas yang mengutamakan penulis luar.
Iptek. Rubrik ini diisi dengan berita atau artikel tentang perkembangan iptek mutakhir. Isinya tentu harus selalu disesuaikan dengan interest dari pembaca.
Sastra. Agar majalah tidak terkesan terlalu berat, rubrik sastra perlu ditampilkan. Ind bisa diisi dengan cerpen dan puisi.
Humor. Rubrik ini termasuk yang digemari karena sifatnya yang ringan dan bisa membuat tertawa. Bisa diisi hu­mor dalam bentuk kartun maupun humor cerita.
Seputar Kita. Rubrik ini bisa diisi dengan berita-berita kegiatan. Semua kegiatan dalam satu bulan yang telah berlalu, misalnya ditampilkan dalam bentuk berita singkat.
Ramalan Bintang. Bagi sebagian besar pembaca, terutama remaja, rubrik ramalan bintang termasuk rubrik favorit. Tidak ada salahnya, rubrik ini Anda pasang.
C. Rapat Redaksi Tiap Edisi
Berdasarkan kerangka yang telah disepakati, tim redaksi melaksanakan rapat setiap kali suatu edisi akan terbit. Rapat harus bisa memutuskan tentang topik utama yang akan diangkat sekaligus gambaran isi yang akan ditulis, dilanjutkan dengan pembagian togas liputan. Rapat juga membahas kesiapan setiap rubrik di luar rubrik topik utama.
Langkah terakhir dari penyelesaian masalah keredaksian adalah mengetik dan me-lay out majalah.